Beranda | Artikel
Cara Berlatih agar Rutin Shalat Malam - Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiar #NasehatUlama
Sabtu, 8 Oktober 2022

Seorang Muslim harus memberi perhatian besar untuk melatih hatinya,
dan membiasakan badannya untuk melakukan ketaatan.

Ada banyak ulama yang telah menulis kitab tentang ini,
seperti Abu Nu’aim dengan judul Riyadhatul Abdan
dan Ibnu as-Sunni dengan judul Riyadhatun Nufus.

Mereka semua menulis buku yang menjelaskan
bahwa salah satu adab penting adalah seseorang melatih dirinya untuk beribadah.
Makna melatih diri untuk beribadah
adalah dengan tidak melakukan amalan yang tingkatnya paling berat, paling sulit, dan paling sempurna di awalnya.

Karena diri manusia dapat merasa bosan.
Jika seseorang memaksa dirinya untuk melakukan amal yang berat,
maka ia tidak akan mampu istiqamah melakukannya.

Karena bisa jadi jika ia memaksa dirinya dengan amalan yang berat, maka patah semangatnya,
sehingga ia tidak mampu kembali melakukan amal yang telah ia mulai sebelumnya.

Mengapa saya menyampaikan ini?
Karena salah satu perkara paling penting yang membutuhkan latihan dan pembiasaan
adalah Salat Malam.

Imam Abdullah bin al-Mubarak al-Khurasani rahimahullahu Ta’ala pernah berkata-
beliau wafat pada tahun 180 setelah hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-
Beliau berkata, “Aku membiasakan diriku untuk Salat Malam selama 20 tahun, sehingga diriku dimudahkan mengerjakannya selama 20 tahun setelahnya.”

Ada sebagian penuntut ilmu, dan sebagian kaum Muslimin,
ketika mendengar hadis-hadis yang menyebutkan keutamaan Salat Malam yang dilakukan Nabi Daud ‘alaihissalam,

dan Salat Malam yang dikerjakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
maka ia memaksa dirinya untuk melakukan tingkat yang paling berat,
dan berusaha mengamalkan bentuk yang paling sempurna,

dari sisi kondisi, waktu, dan jumlah rakaat,
serta panjangnya berdiri, dan qunut.
Kemudian ia tidak dapat beristiqamah dalam ibadah ini.

Ada ungkapan, “Sungguh hal yang sedikit tapi berkelanjutan, lebih baik daripada banyak tapi terhenti.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Berhentilah! Lakukanlah amal-amal yang sesuai kemampuan kalian,
karena Allah tidak akan bosan, hingga kalian sendiri yang bosan.” (HR. Bukhari)
Maka hendaklah seorang muslim melatih diri,
dengan memulai amalan dengan tingkat yang paling awal, kemudian naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Sehingga pertama ia dapat Salat Witir dan Qiyamul Lail langsung setelah Salat Isya.
Hingga jika ia telah terbiasa dan terlatih melakukan itu,
ia dapat melakukan sebagian salatnya itu sebelum tidur.

Hingga jika ia telah terbiasa dan terlatih melakukan itu,
ia dapat melakukan sebagian salatnya itu sebelum Salat Subuh,
kemudian setelah itu, ia dapat melakukannya pada kondisi dan waktu yang utamanya.

====

يَجِبُ أَنْ يُعْنَى الْمُسْلِمُ بِتَدْرِيبِ قَلْبِهِ

وَتَرْوِيْضِ بَدَنِهِ عَلَى الطَّاعَةِ

وَقَدْ أَلَّفَ جَمَاعَةٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

كَأَبِي نُعَيْمٍ رِيَاضَةُ الْأَبْدَانِ

وَابْنُ السُّنِّيِّ رِيَاضَةُ النُّفُوسِ

كُلُّهُم أَلَّفُوا كُتُبًا فِي تَبْيِينِ

أَنَّ مِنَ الْأَدَبِ أَنْ يُرَوِّضَ الْمَرْءُ نَفْسَهُ عَلَى الْعِبَادَةِ

وَمَعْنَى التَّرْوِيْضِ عَلَى الْعِبَادَةِ

أَلَّا يَأْخُذَهَا بِالْأَشَدِّ وَالْأَصْعَبِ وَالْأَكْمَلِ ابْتِدَاءً

فَإِنَّ النَّفْسَ تَمَلُّ

وَإِنَّ الشَّخْصَ إِذَا أَخَذَ نَفْسَهُ بِالْأَشَدِّ

لَمْ يَسْتَطِعِ الْاِسْتِمْرَارَ عَلَيْهِ

فَلَرُبَّمَا لَوْ أَخَذَ نَفْسَهُ بِالْأَشَدِّ انْكَسَرَ عَوْدُهُ

فَلَمْ يَسْتَطِعِ الْعَوْدَةَ لِلْعَمَلِ الَّذِي ابْتَدَأَهُ قَبْلَ ذَلِكَ

أَقُولُ هَذَا لِمَ؟

لِأَنَّ مِنْ أَهَمِّ الْأُمُورِ الَّتِي تَحْتَاجُ إِلَى تَدْرِيبٍ وَرِيَاضَةٍ

هُوَ قِيَامُ اللَّيْلِ

وَقَدْ قَالَ الْإِمَامُ عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ الْخُرَسَانِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

الْمُتَوَفَّى سَنَةَ ثَمَانِينَ وَمِئَةٍ مِنْ هِجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ رَوَّضْتُ نَفْسِي فِي قِيَامِ اللَّيْلِ عِشْرِينَ سَنَةً فَارْتَاحَتْ عِشْرِينَ سَنَةً

إِنَّ بَعْضَ طَلَبَةِ الْعِلْمِ وَبَعْضَ الْمُسْلِمِينَ

لَمَّا يَسْمَعُ الْأَحَادِيثَ الْفَاضِلَةَ فِي قِيَامِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ

وَقِيَامِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَإِنَّهُ يَأْخُذُ نَفْسَهُ بِالْأَشَدِّ

وَيَسْعَى لِفِعْلِ الْأَكْمَلِ

بِاعْتِبَارِ الْحَالِ وَالزَّمَنِ وَعَدَدِ الرَّكَعَاتِ

وَطُولِ الْهَيْئَةِ وَالْقُنُوتِ

ثُمَّ لَا يَسْتَطِيعُ الْاِسْتِمْرَارَ عَلَى هَذِهِ الْعِبَادَةِ

وَقَدْ قِيلَ إِنَّ قَلِيلًا مُسْتَمِرًّا خَيْرٌ مِنْ كَثِيرٍ مُنْقَطِعٌ

وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

مَهْ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ

فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا

فَالْمُسْلِمُ يَتَدَرَّبُ

فَيَبْدَأُ بِأَوَّلِ دَرَجَاتٍ ثُمَّ يَرْتَقِي لِلْأَعْلَى

فَيُصَلِّي وِتْرَهُ وَقِيَامَ لَيْلِهِ بَعْدَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ مُبَاشَرَةً

حَتَّى إِذَا اعْتَادَ عَلَى ذَلِكَ وَتَدَرَّبَ

جَعَلَ بَعْضَهُ قَبْلَ نَوْمِهِ

حَتَّى إِذَا اعْتَادَ عَلَى ذَلِكَ وَتَدَرَّبَ

جَعَلَ بَعْضَهُ قَبْلَ قِيَامِهِ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ

ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ إِلَى أَنْ يَجْعَلَهُ فِي الْحَالِ وَالزَّمَانِ الْفَاضِلِ


Artikel asli: https://nasehat.net/cara-berlatih-agar-rutin-shalat-malam-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiar-nasehatulama/